Allah
08.16.00
الله, اَلْاِلَهُ
Yang Maha Disembah
Sesungguhnya pokok-pokok nama Alloh yang baik, yang mencakup semua makna nama-nama Alloh ada tiga yaitu Allah, Ar-Rabb, dan Ar-Rahmaan. Tiga nama ini mengumpulkan semua makna nama-nama Alloh, dan semua nama kembalai kepada tiga nama ini. Nama Allah mencakup sifat-sifat ilahiyah nama A-Rabb mencakup sifata-sifat rububiyah dan Ar-Rahmaan mencakup sifat-sifat kebaikan kedermawanan dan kemuliaan. Makna nama-nama Allah kembali kepadanya dan tiga nama ini telah berkumpul dalam surat al-Fatihaah yang merupakan induk Al Qur’an.
Ibnul Qoyyim berkata : ketahuilah bahwa surat ini mengandung harapan-harapan yang tinggi. Surat ini mencakup pengenalan terhadap dzat yang disembah dengan tiga nama-Nya, sebagai rujukan nama-nama Alloh yang baik dan sifat-sifat yang mulia. Inti nama-nama Alloh adalah Allah, Ar-Rabb dan Ar-Rahmaan.
Nama Allah juga menjadi yang pertama dalam urutan asmaul husna menurut para ulama. Nama yang paling agung yang barang siapa meminta kepadanya pasti diberi dan apabila memohon pasti dikabulkan. Selain itu Nama Allah juga memiliki kekhususan dan keistimewaan tersindiri. Dianatara keistimewaan dari Nama Allah adalah:
1. Allah merupakan asal dari semua nama
Dimana semua asmaul husna (nama-nama Alloh yang baik) disandarkan padanya. Allah Ta’ala berfirman :
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-A’roof : 180)
Dan dalam ayat yang lain
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik).” (Thaha : 8)
Dan dalam ayat yang lain :
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Hasyr : 22-24)
Oleh karena itu dikatakan bahwa Ar-Rahman, Ar-Razaaq, Al-Khaliq termasuk nama-nama Allah. Dan Tidak boleh menyebutkan bahwa Alloh dari nama Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim, Ar-Razaq dan seterusnya.
2. Nama Allah mencakup semua makna yang terkandung pada seluruh Asmaul husna
Asmaul husna merupakan penjelas atau perincian bagi seluruh sifat-sifat ketuhanan (ilahiyah) yang merupakan sifat kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan. Maka Allah adalah nama yang menjadi orbit sumber bagi semua nama-nama Alloh yang baik dan sekaligus intinya.
3. Allah adalah kalimat yang tidak mengalami perubahan penulisan
Diantara keistimewaan lafadz Allah adalah tidak dihapusnya huruf alif dan laam pada saat kemasukan huruf nida, atau sebagai panggilan, berupa yaa, sebagai contoh : Yaa Allah. Alif dan laam pada lafadz Allah seperti satu kesatuan pada nama tersebut. Adapun nama-nama yang lain tidak demikian, dimana huruf lam dan alifnya dihapus jika berposisi sebagai panggilan seperti contoh : Ya Rahmaan maka tidak boleh Yaa Ar-Rahmaan, Yaa Khaaliq bukan Yaa Al-Khaaliq. Dimana huruf laam dan aliif yang terdapat pada dua nama diatas dihilangkan dikarenakan masuknya huruf yaa sebelumnya.
4. Nama Allah selalu disertakan pada kebanyakan dzikir-dzikir.
Diantara keistimewaan lafadz Allah adalah penyertaannya pada sebagian besar dzikir yang Rosulullah ajarkan pada ummatnya. Hal ini sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa haditsnya, semisal kalimat Tahlil (Laa ilaaha illallah) Takbir (Allahu Akbar) Tahmid (Alhamdu lillah) Tasbih (Subhanallah) Al Hauqallah (Laa haula walaa quwwata illa billah) al Hasbalah (Hasbiyallahu wani’mal wakil) Al istirja’ (lnnaa lillahi wa innaa ilaihi roojiuun) Al Basmalah (Bismillahi Ar Rahmaan Ar Rahiim) dan dzikir-dzikir lainnya yang selalu digabungkan dengan lafadz Allah dan tidak pisa dipisahkan.
5. Lafadz Allah merupakan lafadz yang paling banyak di sebutkan di dalam Al Qur’an
Diantara keistimewaan nama Allah adalah penyebutannya yang berulang-ulang dalam Al-Qur’an. Dimana nama Allah disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 2.200 kali dan berada pada permulaan ayat sebanyak 33 ayat.
Ibnul Qoyyim berkata : Ada sepuluh keistimewaan (secara lafadznya) yang terdapat pada nama ini, beliau berkata : Diantara keistimewaan-keistimewaan nama Allah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh makhluk dan hambanya yang paling faham yaitu Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam : “Aku tidak dapat memuji-Mu dengan sebenarnya, Engkau adalah sebagaimana Yang Engkau puji untuk Dirimu sendiri”. Tidaklah nama ini (Allah) disebutkan dalam kondisi sempit melainkan Dia akan memeperbanyak, tidaklah disebutkan dalam keadaan ketakutan melainkan Dia akan menghilangkannya dan tidaklah disebutkan ketika dalam keadaan kekurangan dan kesusahan kecuali Allah akan mengentaskannya dan tidaklah disebutkan pada saat sedih dan gundah melainkan Dia akan menguraikannya. Selain itu tidaklah nama itu disebut pada saat kesempitan kecuali akan melapangkannya dan tidaklah nama itu disebut pada waktu kelemahan kecuali akan menguatkannya tidaklah nama itu disebut pada saat kehinaan kecuali akan memuliakannya dan tidaklah nama itu disebut pada saat kefakiran kecuali akan menjadikannya kaya dan tidak pula disebutkan ketika gundah gulana melainkan akan menentramkannya tidaklah nama itu disebut pada saat kekalahan melainkan akan menguatkan dan menolongnya. tidaklah nama itu disebut pada saat ditimpa musibah kecuali akan menyingkapnya dan tidak pula nama itu disebut pada saat terusir kecuali akan melindunginya. Dialah nama yang dengannya akan tersingkap semua kesusahan, dengannya diturunkan semua keberkahan dan doa, dimaafkan semua kesalahan dicegah semua keburukan dan didatangkan semua kebaikan.
Asal kata Allah
Makna nama ini (Allah) berasal dari kata “Al-Ilah yang memiliki makna Al-Ma’bud yaitu yang disembah. Dan Al-Ilah adalah salah satu dari Asmaul husna yang telah tercantum penyebutannya di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman :
وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah : 163) dan Surat At-Taubah ayat 31 :
ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Dan penjelasan yang paling lengkap dan indah tentang makna nama Allah adalah apa yang dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallohu ‘anhu : “Allah adalah dzat yang paling berhak untuk disembah dan di ibadahi oleh semua makhluk-Nya” (HR Ibnu Jarir dalam tafsirnya).
Wallahu a'lam bishowab
Sumber rujukan kitab Fiqh Al Asma Al Husna Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-'Abad Al-Badr